Jumat, 23 Oktober 2015

Harmonis Meski Keyakinan Berbeda

Saudara kembar ini Tetap Harmonis Meski Keyakinan Berbeda
 http://forum.detik.com/saudara-kembar-ini-tetap-harmonis-meski-keyakinan-berbeda-t1238683.html
 


Kedua wanita kembar ini tumbuh dan memilih cara yang berbeda dalam hal keyakinan. Satu memilih Islam sebagai jalan hidupnya dan satunya mengabdikan diri sebagai seorang biarawati Katolik di Konggregasi PBHK dan sekarang berkarya di Marauke, Papua...
Kedua wanita kembar ini tumbuh dan memilih cara yang berbeda dalam hal keyakinan. Satu memilih Islam sebagai jalan hidupnya dan satunya mengabdikan diri sebagai seorang biarawati Katolik di Konggregasi PBHK dan sekarang berkarya di Marauke, Papua.

Meski keduanya memilih jalan berbeda dalam hal keyakinan. Hal itu tidak mempengaruhi hubungan keduanya. Mereka akur, harmonis dan tetap menyayangi satu sama lain.

Kisah keduanya menjadi banyak pembicaraan setelah akun Facebook Bernadus Yohannes Raldy Doy

membagikannya ke sejumlah media sosial.

Komentarpun bernada positif banyak diberikan terkait kerukunan antara saudara kembar yang berbeda keyakinan.

Seperti yang diungkapkan akun Facebook Hermain Hidayat " Subhanallah..Semoga ini contoh nyata persaudaraan antar umat beragama yg harmonis di NKRI..Aamiin.."tulisnya.

Hal senanda diungkapkan akun Jan Weslyn Purba Tambak . ia mengatakan bahwa kisah saudara kembara itu adalah contoh indahnya perbedaan "Luar biasa ..... ternyata perbedaan keyakinan itu indah dan mempersatukan sesama, menjadi teladan buat kita semua, Amiiin"ungkapnya.

sumber: tribunnews.com

Sabtu, 10 Oktober 2015

Masjid dan Gereja Berdiri di Halaman yang Sama

Berdiri di Halaman yang Sama, Masjid dan Gereja Ini Jadi Simbol Toleransi

 http://regional.kompas.com/read/2015/10/11/11130631/Berdiri.di.Halaman.yang.Sama.Masjid.dan.Gereja.Ini.Jadi.Simbol.Toleransi?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

 

 

MINAHASA TENGGARA, KOMPAS.com - Tingkat toleransi kehidupan beragama di Kampung Buyat Pante, Dusun 5, Desa Ratatotok Timur, Kecamatan Ratatok, Minahasa Tenggara ini sungguh terjaga. Hal ini tercermin dari bangunan masjid dan gereja yang didirikan di satu halaman tanpa pagar pembatas bahkan nyaris berimpitan.


Kubah Masjid An-Namira yang berhadapan dengan menara Gereja GMIM Jemaat Lakban seakan menyampaikan pesan bahwa kerukunan antar kedua pemeluk agama yang dianut sebagian besar warga di kampung itu menjadi pemersatu.

Warga di sana sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. "Bukan hanya tersimbolisasi dari kedua bangunan itu, tetapi selama ini saya tak pernah mendapati adanya gesekan horizontal atau hal lain di kedua pemeluk agama," ujar Pudin, warga Ratatotok, Minggu (11/10/2015).

Mendirikan dua bangunan ibadah yang digunakan secara rutin dalam satu halaman tentu bukan perkara mudah.

Butuh toleransi yang tinggi dari kedua umatnya terutama toleransi saat waktu ibadah bertabrakan.

Namun menurut Pudin, warga Kampung Buyat sebagaimana warga Sulawesi Utara pada umumnya, sangat menghargai sikap toleransi.

"Jelas ini menjadi kekuatan bagi kami semua di sini tetap menjaga tali persaudaran walau berbeda keyakinan. Harmonisasi itu juga terlihat pada saat ada perayaan hari raya. Misalnya saat Idul Adha, umat muslim yang menyembelih hewan kurban ikut membagikannya ke seluruh masyarakat tanpa memandang agama dan dari suku manapun," kata Pudin.

Kedua bangunan tersebut dibangun sejak tahun 2004 dengan dana partisipasi masyarakat setempat dan dibantu oleh PT Newmont Minahasa Raya yang dulunya mengoperasikan perusahaan tambang emas di sana.

Kini kedua bangunan yang berdiri di dekat lokasi wisata Pantai Lakban itu juga sering dijadikan tempat berfoto para wisatawan yang datang.

Mereka mengaku salut dengan toleransi yang disimbolkan dari kedua bangunan. Harapannya ke depan kedua tempat ibadah tersebut bisa menjadi ikon toleransi di Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya.

Harapan kami di lokasi itu bisa pula dibangun berbagai fasilitas pendukung," kata Imam Masjid An-Namira, Ustaz Dahri Pakaya. 

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Penulis: Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol
Editor : Desy Afrianti

 

Senin, 16 Februari 2015

Pengadilan Spanyol Dakwa 9 Pastur


Pengadilan Spanyol Dakwa 9 Pastur Terkait Pelecehan Seksual Anak

Ayunda W Savitri - detikNews
Madrid - Pengadilan di Kota Granada, Spanyol, menjatuhkan hukuman terhadap 9 dari 10 pastur dan dua staf gereja atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Tuduhan terhadap tindak kejahatan yang dilakukannya pun tak main-main.

Dilansir dari BBC, Selasa (17/2/2015), bentuk pelecehan yang dilakukan para pelaku antara lain dalam bentuk penetrasi dan eksibisionisme. Selama proses berlangsung, Paus Fransiskus disebut-sebut ikut campur alias mengintervensi kasus ini seperti mendesak penyelidikan.

Misalnya saja, pada November 2014 lalu Paus Fransiskus diketahui telah menghubungi korban yang kini berusia 24 tahun untuk meminta maaf atas nama Gereja Katolik Roma atas tindakan yang dilakukan oleh para pastur terhadap korban. Tindakan itu dilakukan Paus setelah korban menulis surat tentang pelecehan seksual yang dialaminya antara tahun 2004 dan tahun 2007.

Menyusul kontak yang dilakukan Paus terhadap korban, Uskup Agung Granada, Francisco Javier Martinez, bersama para uskup lainnya pun langsung bersujud di depan altar Katedral Granada. Tujuannya meminta pengampunan terhadap kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam lingkungan Gereja.

Sebab banyak di antara korban pelecehan akan memendam amarah dan menilai hal itu bisa terjadi karena Vatikan gagal menghukum para pejabat senior yang berupaya menutupi skandal seks semacam itu. Menanggapi kasus semacam ini, Paus Fransiskus sendiri telah berjanji tidak akan mentolerir pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Sebagai catatan, pada Juli 2014 lalu, Paus kelahiran Argentina itu juga memohon pengampunan dari korban pelecehan seksual yang dilakukan para uskup. Paus bahkan mengecam keras gereja yang berani menutup-nutupi 'kejahatan berat' yang dilakukan pemuka agama tersebut.

Senin, 26 Januari 2015

Uskup Wanita Inggris Pertama Ditahbiskan


Selasa, 27/01/2015 11:01 WIB

Uskup Wanita Inggris Pertama Ditahbiskan

BBC World - detikNews
sumber;
http://news.detik.com/read/2015/01/27/001710/2814912/934/uskup-wanita-inggris-pertama-ditahbiskan?881101934

Gereja Inggris mentahbiskan uskup wanita pertama dalam sebuah upacara di Katedral York Minster, Senin (26/01).

Pendeta Libby Lane, 48 tahun, ditahbiskan sebagai Uskup Stockport baru di depan lebih 1.000 orang.

Gereja secara resmi mengadopsi undang-undang bulan November lalu yang mengizinkan uskup wanita, yang berarti mengakhiri tradisi berabad-abad seluruh uskup gereja berjenis kelamin pria.

Langkah ini memecah belah sejumlah penganut Gereja Anglikan.

Upacara pentahbisan sempat terhenti sebentar karena ada penentangan terhadap perubahan ini.

Pendeta Paul Williamson maju ke depan dan berteriak "tidak ada di Injil" ketika Uskup Agung York menanyakan gereja apakah Libby Lane harus ditahbiskan sebagai uskup.

Saat kedua kalinya Dr John Sentamu menanyakan kongregasi, tidak ada suara menolak dan pentahbsian atau proses pensucian dilaksanakan.

Juru bicara Gereja Anglikan menggambarkan Williamson, pendeta gereja Hanworth, Middlesex, Inggris tenggara sebagai "tukang protes".

"Dia berhak memprotes tetapi betapa beda suara satu orang yang protes dengan lautan suara yang mendukung."

Upacara selama dua jam dipimpin Dr Sentamu, dimana dirinya dan uskup lainnya menaruh tangan mereka pada Libby Lane dan berdoa.