Senin, 11 November 2019

DIPENJARA KARENA KRITIK AGAMA

Warga NTT Sangkal Menista Yesus: Saya Pertanyakan Agama Saya, Kok Dipenjara?


https://news.detik.com/berita/d-4778831/warga-ntt-sangkal-menista-yesus-saya-pertanyakan-agama-saya-kok-dipenjara/2


Alor - Lamboan Djahamao dinyatakan Mahkamah Agung (MA) telah menista agama dan dijatuhi hukuman 6 bulan penjara. Lamboan yang juga penganut Protestan itu merasa janggal dengan putusan itu karena ia mempertanyakan keyakinan yang dianutnya yaitu kelahiran Yesus pada 25 Desember.

"Saya tidak pernah memohon maaf atas pernyataan saya yang menyatakan bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember. Alasan saya, bagaimana mau memohon maaf yang pertama tidak ditulis dalam kitab suci agama saya?" kata Lamboan saat berbincang dengan detikcom, Minggu (10/11/2019).

"Yang kedua di depan majelis hakim saksi ahli di bawah sumpah yang dihadirkan JPU yaitu salah satu Romo di Alor, mengatakan memang 25 Desember bukan hari kelahiran Yesus tapi hari kelahiran kesuburan yang diadopsi gereja Katolik. Jadi saya tidak pernah memohon maaf atas pernyataan saya bahwa Yesus tidak pernah lahir pada 25 Desember," sambung Lamboan.

Lamboan merasa janggal dengan proses hukum yang dijalaninya. Ia meyakini bila sesuai aturan, maka ia seharusnya tidak sampai dikenai pidana. Sebab, ia tidak membicarakan agama orang lain, tetapi agama yang dianutnya.

"Yang terakhir dari saya, saya ini agama Kristen Protestan bagaimana bisa dipidanakan kalau saya mencari tahu sebuah kebenaran yang tidak tertulis di dalam kita suci Kekristenan saya. Kalau saya mungkin seperti Pak Ahok membicarakan agama orang lain, saya masih wajar dipidana dengan pasal penistaan agama," kata Lamboan.

Sebagai penganut agama Kristen, ia merasa berhak mempertanyakan keyakinannya. Bila mempertanyakan keyakinannya sendiri dikenai pidana, maka bisa muncul terpidana lain.

"Saya mencari tahu kepercayaan saya sendiri kok saya malah bisa dipidana? Ini menjadi suatu preseden buruk pada peradilan di negara kita, karena apabila ada orang Kristen yang mencari kebenaran di kitab suci saya tapi bertentangan dengan tradisi saya terus bisa dipidana, itu kan gawat!" ujar Lamboan.

"Padahal kita tahu, lahirnya gereja Protestan adanya perbedaan penafsiran isi kitab suci kami," pungkas Lamboan.


Di tingkat pertama, Lamboan dihukum 6 bulan penjara. Hukuman itu dinaikkan menjadi 18 bulan penjara di tingkat banding. Di tingkat kasasi, hukuman itu kembai dikurangi menjadi 6 bulan penjara. Berikut status Lamboan yang ditulis di akun Facebooknya:

25 Desember adalah hari lahir Yesus/isa Almasih
#AjaranGerejaBisaSalahDanMenyesatkan

Secara pribadi setiap Desember tiba, saya merasa #sangatDibodohi bahkan tidak habis pikir kenapa ada jutaan orang kristen di dunia #yangMasihMauDibodohi oleh ajaran Gereja yang jelas-jelas #Salah dan saya #Menyesatkan!??

PEMBODOHAN itu adalah #mereka mengatakan dan mengajarkan kalo YESUS/ ISA ALMASIH lahir pada tanggal 25 desember, bahkan ada dari mereka memperingati dengan pesta pora yang sudah tidak Alkitabiah. padahal NYATA-NYATA tidak ada #satuAyatpun dalam KITAB SUCI KRISTEN /ALKITAB yang mencatat kalo YESUS lahir tanggal 25 desember

Baca juga: Ceramah UAS Singgung Salib Dibawa ke Hukum, Apa Kata Arie Untung?

Saya heran, apakah kita orang Kristen tidak bisa #Tau atau #MencariTau kapan sebenarnya Yesus lahir!?? dimana pakar-pakar kristen!? Dimana cendekiawan kristen!?? Dimana organisasi-organisasi kristen!??

Kita orang Kristiani yang mengaku PROTESTAN bersyukur dulu ada MARTHIN LUTHER yang #berani melawan untuk sesuatu yang #Benar!!!

Kenapa sekarang dengan kemajuan sistem demokrasi yang sudah lebih baik, kok kita malah justru tidak berani melawan pembodohan ini!??

Ya TUHAN.,

Sampai kapan Gereja terus melakukan PEMBODOHAN ini bahwa YESUS lahir tanggal 25 Desember!??
(asp/rvk)


2019/11/08 17:49:44 WIB

Nista Agama karena Sangkal 25 Desember Hari Lahir Yesus, Ini Pledoi Warga NTT




Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Warga Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Lamboan Djahamao, divonis 6 bulan penjara karena menista Yesus di akun Facebooknya. Lamboan terbukti menista agama dengan mempertanyakan kelahiran Yesus pada 25 Desember.

Sebagaimana tertuang dalam putusan kasasi yang dilansir website Mahkamah Agung (MA), Jumat (8/11/2019), Lamboan mengajukan pledoi. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Kalabahi, Lamboan mengajukan pembelaan diri. Yaitu:

Majelis adalah benteng terakhir kami pencari keadilan dan kebenaran dalam kasus saya ini. Kalau pun Tuhan yang saya sembah tidak melepaskan dan membebaskan saya melalui Majelis Hakim, saya tetap tidak menerima hari lahir Tuhan saya dengan tahun kelahiran dan tanggal kelahiran para dewa kekafiran.

Dan akhirnya saya mengucapkan terimakasih buat:

1. MUI yang berani memfatwakan untuk tanggal 25 karena itu budaya kafir;
2. Saudara Jaksa Penuntut Umum yang telah mendakwa saya;
3. Istri tercinta saya yang terus mendukung saya;
4. Semua saudari, sahabat sesama aktivis yang terus mendoakan saya;
5. Semua Saksi yang meringankan saya dan memberatkan saya;
6. Saudara-saudara yang melaporkan saya dipolisi;
7. Saksi Ahli yang memberatkan dan yang meringankan saya;

Apabila sepanjang persidangan ini ada hal-hal yang salah dari saya, saya mohon maaf baik kepada Majelis Hakim, jaksa penuntut umum dan semua peserta.

Setelah bermusyawarah, PN Kalabahi menyatakan Lamboan telah menista agama.

"Menjatuhkan pidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan denda sejumlah Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan kurungan," kata ketua majelis I Wayan Yasa dengan anggota Yahya Wahyudi dan I Made Wiguna.

Pada 25 September 2018, Pengadilan Tinggi (PT) Kupang memperberat hukuman Lamboan menjadi 18 bulan penjara. Selain itu, diwajibkan membayar denda Rp 100 juta. Bila tidak maka diganti 6 bulan kurungan.

Lamboan tidak terima dan mengajukan kasasi. MA menerima kasasi itu dan mengurangi hukuman Laboan.

"Pidana penjara selama 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp 100 juta dengan ketentuan apabila pidana denda tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan," ujar ketua majelis Andi Samsan Nganro dengan anggota Eddy Army dan Margono.

Menurut majelis kasasi, hukuman 18 bulan penjara terlalu berat dan lebih tepat dengan hukuman sebagaimana yang dijatuhkan putusan PN Kalabahi.

"Terdakwa telah meminta maaf atas perbuatannya tersebut dan tidak ada niat untuk menyinggung umat Kristen atau Katholik karena tujuan Terdakwa ingin hal tersebut sebagai bahan diskusi saja," ujar majelis dengan suara bulat.
(asp/rvk)

Sabtu, 15 Juni 2019

DEBAT KRISTEN ISLAM DALAM MEDIA DIGITAL

DEBAT  KRISTEN ISLAM DALAM MEDIA DIGITAL

CHRISTIAN PRINCE DAN FENOMENA DEBAT ANTAR-AGAMA
https://web.whatsapp.com/
Dipost (forward)  oleh Ronie 


Christian Prince, ini mungkin nama samaran, adalah fenomena terbaru dalam debat theologi antar agama, khususnya Islam - Kristen. Jika selama ini kita mengenal Jay Smith, David Wood, Sam Samoon dan lain lain yg secara terbuka melakukan debat dgn theolog Islam seperti Shabir Ali, Ahmed Dedat, Omar Abdallah dan lain lain, tetapi tidak menghasilkan apa apa, Christian Prince justru menggunakan platform digital skype mematahkan lawan debat dengan cara "skak mat" ala catur. Lawan debat yang "kalah" langsung menyatakan murtad.

Lahir, besar dan menimba ilmu di tanah Arab, Christian Prince - CP (biasa disingkat) adalah seorang arab tulen. Walaupun lahir di tanah arab, menurut pengakuannya, tak sedetikpun ia pernah menjadi muslim. Ia lahir di keluarga Kristen Arab, tetapi berhasil meraih master di bidang hukum Islam, sehingga ia berhak menjadi hakim di pengadilan agama Islam. Namun pilihan hidupnya bukan menjadi hakim pengadilan agama Islam, tetapi menjadi "Pangeran Kristus" yang sesungguhnya. Menurut pengakuannya, ia belajar tentang Islam melebihi siapapun di muka bumi ini.

Dengan kemampuannya yg fasih berbahasa Arab, Aramik, dan Yunani, yaitu 3 bahasa agama Ibrahim, serta bahasa Inggris (saat ini CP tinggal di USA) ia meladeni para lawan debat yg menelponnya dari berbagai belahan dunia. Keunikan teknik debat CP adalah menggunakan skype untuk langsung menunjuk ayat-ayat Al Quran yg menjadi dasar argumennya. Seperti berkali kali dikatannya, bahwa ia tidak bermaksud menghina siapapun, melainkan membantu muslim untuk memahami agama mereka secara lebih baik. Jika pada akhirnya lawan debat itu meninggalkan agamanya, maka itu soal pilihan berkeyakinan.

Teknik debat teologi antar agama yg dikembangkan oleh CP dengan platform skype itu, ternyata sangat ditakuti oleh tokoh tokoh debat islamolog populer semacam Dr Shabir Ali, Dr Zakir Naik, Muhamad Hijab, Ahmed Deedat dan lain lain. Berkali kali CP mengajak debat tokoh tokoh itu, tetapi berkali kali pula ditolak. Bahkan dalam sebuah wawancara, Dr Shabir Ali - Islamolog berkebangsaan Kanada tapi keturunan Pakistan, membandingkan dirinya dengan CP seperti liga sepakbola. Menurutnya CP adalah pemain sepakbola liga tertinggi, sementara dirinya bermain di liga kasta terendah. Pengakuan itu ia sampaikan setelah membaca buku buku yang ditulis CP yg dijual secara online melalui Amazon, dengan judul yg provokatif dan menantang. Pernyataan itu membuktikan ketakutan ahli islamologi itu utk melakukan debat langsung dengan CP.

Dalam berbagai kesempatan, CP menyatakan bahwa jika tokoh tokoh debat Islamolog itu mau melayani debat skype, maka dia dengan mudah akan men-smack down mereka. Kelemahan yg paling mencolok dari tokoh tokoh yg dianggap populer itu, semacam Zakir Naik, Shabir Ali, Ahmed Deedat itu adalah bhwa mereka "tidak bisa berbahasa arab". Menurut CP, Zakir Naik atau Ahmed Deedat atau Shabir Ali itu mengutip ayat Al Quran secara serampangan, dan memberi penafsiran secara ngawur pula.

Munculnya fenomena CP di dunia maya ini menjadi angin sejuk bagi umat Kristiani, karena beriringan dengan serangan terhadap doktrin Trinitas, Ke-Tuhan-an Yesus, kepalsuan Alkitab, dan lain lain yang menjadi dasar iman Kristiani. Pada sisi yg lain, CP menjalankan misi "skak mat" yang sangat efektif, yg membuat ribuan bahkan ratusan ribu orang meninggalkan agama mereka yang lama dan kemudian mengakui Yesus sebagai Tuhan.

Ketakutan akan fenomena CP ini bisa kita tangkap dari larangan pemerintah Pakistan dan Jerman utk tidak menonton saluran YouTube CP, misalnya akun Arabian Prophet, The Truth Will Set You Free, Christian Prince Debate. Reaksi pemerintahan Jerman dan Pakistan itu justru memunculkan efek pandora, karena semakin banyak orang menontot saluran debat itu dan semakin banyak orang meninggalkan agamanya. Televisi Al Jazera memperkirakan sekitar 6 juta umat muslim di dunia meninggalkan agamanya. Di Indonesia, ketakutan itu bisa direpresentasikan oleh Asti Wedok, yang menulis artikel di kompasiana.com, yang meminta dan menghimbau ahli islamologi dari Indonesia untuk ikut terlibat dalam debat internasional melawan CP itu. Ketakutan Asti Wedok itu beralasan karena dari para penelpon CP itu ada banyak dari Indonesia yg mengaku telah meninggalkan agamanya setelah menonton acara debat CP itu.

Bagi anda yg mencari kebenaran iman secara alkitabiah, silahkan menonton saluran debat Christian Prince, yang saat ini mungkin sudah mencapai jutaan yang ditayangkan YouTube. Bagi yang mencari kebenaran iman secara spiritual, renungkan saja bhwa bahwa imanmu mungkin sudah cocok dengan kehidupan spiritualmu saat ini.



Himbauan Internasional untuk Debat Membela Islam

By Asti  Wedok
https://www.kompasiana.com/kalamjernih/5c24d72bc112fe4a21110f29/himbauan-internasional-untuk-debat-membela-islam

Dunia internet tidak mengenal undang-undang penodaan agama, kebebasan berpendapat tidak dapat ditekan maupun dilarang. Pada saat ini, Islam sedang mengalami goncangan hebat melalui dunia internet khususnya di YouTube. Goncangan ini bagaikan tsunami dahsyat yang dapat merobohkan bangunan dengan pondasi yang sangat kokoh, artinya ada upaya dahsyat untuk merobohkan pondasi Islam melalui perdebatan bebas di YouTube.
 Dalam beberapa episode perdebatan yang bisa disaksikan di seluruh dunia, beberapa muslim yang kalah debat langsung menanggalkan agama Islam mereka. Orang-orang yang dianggap paling membahayakan kelangsungan hidup agama Islam di seluruh dunia melalui YouTube adalah:
Pertama, Christian Prince. Seorang Arab tulen yang sangat dalam dalam kepakaran dibidang Islam dan Kristen. 
Dia meninggalkan agama Islam dan berubah menjadi Kristen. Puluhan video perdebatan dia melawan pakar Islam seluruh dunia dapat disaksikan di YouTube saat ini. Dia mengklaim bahwa tidak akan ada Muslim yang bisa mengalahkannya dalam perdebatan karena menurut dia Islam dibangun atas dasar kebohongan dan ketidak jujuran. Dia terus mengundang berdebat pakar Islam level dunia untuk berdebat, misalnya Dr. Zakir Naik untuk berdebat, namun hingga kini Zakir Naik tidak muncul, maka dia mengatakan bahwa Zakir Naik penakut.
Orang kedua yang ditakuti Muslim sedunia adalah Aposte Prophet. Seorang Turki yang menanggalkan Islam dan berubah menjadi agnostik. Puluhan serial video opininya tentang kritik yang hebat tentang Islam dan upaya reformasi Islam dapat disaksikan di YouTube.
Orang ketiga yang tak kalah ganas terhadap Islam adalah Robert Spencer, dia mengklaim sebagai pakar jihad tarap internasional, buku best seller nya adalah tentang jihad sejak nabi Muhammad SAW sampai dengan ISIS. Dia diundang keberbagai negara Eropa untuk ceramah tentang Jihad. Banyak video ceramah nya yang beredar di YouTube.
Pakar keempat yang menonjol adalah profesor Bill Warner, doktor dibidang matematika dan fisika, yang beralih mendalami Politik Islam semenjak tragedi 9/11, pesawat jihad yang menabrak gedung di New York. Buku-buku nya tentang syariah law dan politik Islam dapat di download dari internet dengan mudah. Buku-buku itu menegaskan betapa berbahayanya politik Islam terhadap perdamaian dunia.   Bill Warner sering diundang untuk pencerahan politik Islam di seluruh dunia, khususnya di Eropa.
Kiranya masih ada beberapa tokoh dunia yang membahayakan kelangsungan  hidup Islam di dunia seperti: Sam Harris, Ayan Hirsi Ali, David Wood, Ex Muslims, dst.
Hal terpenting dalam tulisan ini adalah Indonesia dianggap negara Muslim terbesar di dunia, negara Muslim yang dianggap demokratis dan dapat menghargai perbedaan keyakinan dan pendapat berbasis Bhineka tunggal Ika
oleh sebab itu Islam dunia mengharapkan bantuan kaum cerdik pandai/pakar Islam, terutama para Professor, doktor, dosen, kyai, dan ulama untuk berani tampil di YouTube, untuk berdebat maupun beropini demi membela dan membantu membangun  kejayaan Islam berdasarkan pengalaman Islam yang baik di Indonesia, namun diperlukan kefasihan berbahasa Inggris yang baik. Untuk berlatih terjun ke level internasional, disarankan untuk mengakses YouTube untuk nama-nama diatas agar paham betul apa yang dimaksud debat dan beropini tentang agama dengan santun dan baik. Selamat mencoba.

Minggu, 26 Mei 2019

Tentang Yahudi

MENGAPA YAHUDI BEGITU HEBAT?
(DAN UMAT ISLAM BEGITU LEMAH)

https://web.whatsapp.com/    dipost /diforward  by  Egy Emad Tore dalam WAG Keluarga Wela

By: Dr Farrukh Saleem
Kolumnis Independen di Islamabad

Hanya ada 14 juta orang Yahudi di dunia; tujuh juta di Amerika, lima juta di Asia, dua juta di Eropa dan 100.000 di Afrika. Untuk setiap orang Yahudi di dunia ada 100 Muslim. Namun, orang-orang Yahudi lebih dari seratus kali lebih kuat daripada semua Muslim.
Pernah bertanya-tanya mengapa?

Yesus dari Nazaret adalah orang Yahudi. Albert Einstein, ilmuwan paling berpengaruh sepanjang masa dan majalah 'Person of the Century' TIME, adalah seorang Yahudi. Sigmund Freud - id, ego, dan superego - bapak psikoanalisis adalah seorang Yahudi. Begitu pula Karl Marx, Paul Samuelson, dan Milton Friedman.
Berikut adalah beberapa orang Yahudi lainnya yang hasil intelektualnya telah memperkaya seluruh umat manusia: Benjamin Rubin memberi manusia jarum vaksinasi. Jonas Salk mengembangkan vaksin polio pertama. Alert Sabin mengembangkan vaksin polio hidup yang ditingkatkan. Gertrude Elion memberi kami obat pencegah leukemia. Baruch Blumberg mengembangkan vaksinasi untuk Hepatitis B. Paul Ehrlich menemukan pengobatan untuk sifilis (penyakit menular seksual) .. Elie Metchnikoff memenangkan Hadiah Nobel dalam penyakit menular.

Bernard Katz memenangkan Hadiah Nobel dalam transmisi neuromuskuler. Andrew Schally memenangkan Nobel dalam bidang endokrinologi (gangguan sistem endokrin; diabetes, hipertiroidisme) ... Aaron Beck mendirikan Terapi Kognitif (psikoterapi untuk mengobati gangguan mental, depresi, dan fobia). Gregory Pincus mengembangkan pil kontrasepsi oral pertama. George Wald memenangkan Nobel karena memajukan pemahaman kita tentang mata manusia. Stanley Cohen memenangkan Nobel dalam embriologi (studi tentang embrio dan perkembangannya). Willem Kolff datang dengan mesin dialisis ginjal.
Selama 105 tahun terakhir, 14 juta orang Yahudi telah memenangkan 15-lusin Hadiah Nobel (194 orang Yahudi jadi pemenang Nobel) sementara hanya tiga Hadiah Nobel dimenangkan oleh 1,4 miliar Muslim (selain Hadiah Perdamaian).

Mengapa orang Yahudi begitu hebat? Stanley Mezor menemukan chip pemrosesan mikro pertama. Leo Szilard mengembangkan reaktor rantai nuklir pertama. Peter Schultz, kabel serat optik; Charles Adler, lampu lalu lintas; Benno Strauss, Baja tahan karat; Isador Kisee, film suara; Emile Berliner, mikrofon telepon dan Charles Ginsburg, perekam kaset video.
Pemodal terkenal di dunia bisnis yang berasal dari kepercayaan Yahudi termasuk Ralph Lauren (Polo), Levis Strauss (Levi's Jeans), Howard Schultz (Starbuck's), Sergey Brin (Google), Michael Dell (Dell Computers), Larry Ellison (Oracle), Donna Karan (DKNY), Irv Robbins (Baskin & Robbins) dan Bill Rosenberg (Dunkin Donuts).
Richard Levin, Presiden Universitas Yale, adalah seorang Yahudi. Begitu juga Henry Kissinger (menteri luar negeri Amerika), Alan Greenspan (ketua federasi di bawah Reagan, Bush, Clinton dan Bush), Joseph Lieberman, Madeleine Albright (menteri luar negeri Amerika), Maxim Litvinov (Menteri luar negeri Uni Soviet), David Marshal (Ketua Menteri Pertama Singapura), Isaac Isaacs (Gubernur Jenderal Australia), Benjamin Disraeli (negarawan dan penulis Inggris), Yevgeny Primakov (PM Rusia), Jorge Sampaio (presiden Portugal), Herb Gray (wakil PM Kanada), Pierre Mendes Prancis (PM Prancis), Michael Howard (sekretaris rumah tangga Inggris), Bruno Kreisky (kanselir Austria) dan Robert Rubin (mantan menteri keuangan Amerika).

Di media, orang-orang Yahudi terkenal termasuk Wolf Blitzer (CNN), Barbara Walters (ABC News), Eugene Meyer (Washington Post), Henry Grunwald (pemimpin redaksi Time), Katherine Graham (penerbit The Washington Post), Joseph Lelyyeld (Editor eksekutif, The New York Times), dan Max Frankel (New York Times).
Bisakah Anda menyebutkan nama dermawan paling dermawan dalam sejarah dunia? Namanya adalah George Soros, seorang Yahudi, yang sejauh ini telah menyumbangkan $ 4 miliar kolosal yang sebagian besar telah digunakan sebagai bantuan kepada para ilmuwan dan universitas di seluruh dunia. Yang kedua setelah George Soros adalah Walter Annenberg, seorang Yahudi lain, yang telah membangun seratus perpustakaan dengan menyumbang sekitar $ 2 miliar.

Di Olimpiade, Mark Spitz mencatat rekor dengan memenangkan tujuh medali emas. Lenny Krayzelburg adalah peraih medali emas Olimpiade tiga kali. Spitz, Krayzelburg dan Boris Becker semuanya Yahudi.
Tahukah Anda bahwa Harrison Ford, George Burns, Tony Curtis, Charles Bronson, Sandra Bullock, Billy Crystal, Woody Allen, Paul Newman, Peter Sellers, Dustin Hoffman, Michael Douglas, Ben Kingsley, Kirk Douglas, William Shatner, Jerry Lewis and Peter Falk semuanya Yahudi?

Faktanya, Hollywood sendiri didirikan oleh seorang Yahudi. Di antara sutradara dan produser, Steven Spielberg, Mel Brooks, Oliver Stone, Aaron Spelling (Beverly Hills 90210), Neil Simon (The Odd Couple), Andrew Vaina (Rambo 1/2/3), Michael Man (Starsky dan Hutch), Milos Forman (One Flew over The Cuckoo’s Nest), Douglas Fairbanks (The Thief of Baghdad) dan Ivan Reitman (Ghostbusters) semuanya Yahudi.
Yang pasti, Washington adalah ibukota yang penting dan di Washington lobi yang penting adalah Komite Urusan Publik Israel Amerika, atau AIPAC. Washington tahu bahwa jika PM Ehud Olmert mengetahui bahwa bumi itu datar, AIPAC akan membuat Kongres ke-109 meloloskan resolusi yang memberi selamat kepada Olmert atas penemuannya.
William James Sidis, dengan IQ 250-300, adalah manusia paling cerdas yang pernah ada. Coba tebak orang mana dia?

Jadi, mengapa orang Yahudi begitu kuat?
Jawab: Pendidikan.

Mengapa umat Islam begitu tak berdaya?
Diperkirakan ada 1.476.233.470 Muslim di muka planet ini: satu miliar di Asia, 400 juta di Afrika, 44 juta di Eropa dan enam juta di Amerika. Setiap manusia kelima adalah seorang Muslim; untuk setiap Hindu ada dua Muslim, untuk setiap Buddha ada dua Muslim dan untuk setiap Yahudi ada seratus Muslim.
Pernah bertanya-tanya mengapa umat Islam begitu tak berdaya?

Inilah sebabnya: Ada 57 negara anggota dari Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan semuanya memiliki 500 universitas; satu universitas untuk setiap tiga juta Muslim. Amerika Serikat memiliki 5.758 universitas dan India memiliki 8.407. Pada tahun 2004, Universitas Shanghai Jiao Tong menyusun ‘Peringkat Akademik Dunia
Universitas-universitas, dan yang menarik, tidak ada satu universitas pun dari negara-negara mayoritas Muslim berada di peringkat 500 teratas.

Sesuai data yang dikumpulkan oleh UNDP, melek huruf di dunia Kristen mencapai hampir 90 persen dan 15 negara bagian yang mayoritas Kristen memiliki angka melek huruf 100 persen. Negara mayoritas Muslim, sebagai kontras yang tajam, memiliki tingkat melek huruf rata-rata sekitar 40 persen dan tidak ada negara mayoritas Muslim dengan tingkat melek huruf 100 persen. Sekitar 98 persen dari 'melek huruf' di dunia Kristen telah menyelesaikan sekolah dasar, sementara kurang dari 50 persen 'melek huruf' di dunia Muslim melakukan hal yang sama. Sekitar 40 persen dari 'melek huruf' di dunia Kristen menghadiri universitas sementara tidak lebih dari dua persen dari 'melek huruf' di dunia Muslim melakukan hal yang sama.

Negara-negara mayoritas Muslim memiliki 230 ilmuwan per satu juta Muslim. AS memiliki 4.000 ilmuwan per satu juta dan Jepang memiliki 5.000 per satu juta. Di seluruh dunia Arab, jumlah total peneliti penuh waktu adalah 35.000 dan hanya ada 50 teknisi per satu juta orang Arab (di dunia Kristen ada hingga 1.000 teknisi per satu juta).
Lebih jauh lagi, dunia Muslim menghabiskan 0,2 persen dari PDBnya untuk penelitian dan pengembangan, sementara dunia Kristen membelanjakan sekitar lima persen dari PDBnya.
Kesimpulan: Dunia Muslim tidak memiliki kapasitas untuk menghasilkan pengetahuan.

Surat kabar harian per 1.000 orang dan jumlah judul buku per juta adalah dua indikator apakah pengetahuan sedang disebarkan dalam masyarakat. Di Pakistan, ada 23 surat kabar harian per 1.000 orang Pakistan sementara rasio yang sama di Singapura adalah 360. Di Inggris, jumlah judul buku per juta adalah 2.000 sedangkan yang sama di Mesir adalah 20.
Kesimpulan: Dunia Muslim gagal menyebarkan pengetahuan.
Ekspor produk teknologi tinggi sebagai persentase dari total ekspor adalah indikator penting dari aplikasi pengetahuan. Ekspor Pakistan atas produk-produk teknologi tinggi sebagai persentase dari total ekspor mencapai satu persen. Hal yang sama untuk Arab Saudi adalah 0,3 persen; Kuwait, Maroko, dan Aljazair semuanya 0,3 persen sementara Singapura berada pada 58 persen.
Kesimpulan: Dunia Muslim gagal menerapkan pengetahuan.

Mengapa Muslim tidak berdaya?
Karena kita tidak menghasilkan pengetahuan.

Mengapa Muslim tidak berdaya?
Karena kita tidak menyebarkan pengetahuan.

Mengapa Muslim tidak berdaya?
Karena kita tidak menerapkan pengetahuan.

Dan, masa depan milik masyarakat berbasis pengetahuan.

Yang menarik, PDB tahunan gabungan 57 negara OKI di bawah $ 2 triliun.
Amerika, hanya sendirian, menghasilkan barang dan jasa senilai $ 12 triliun;
China $ 8 triliun, Jepang $ 3,8 triliun dan Jerman $ 2,4 triliun (basis paritas daya beli).
Arab Saudi, UEA, Kuwait, dan Qatar yang kaya minyak secara kolektif menghasilkan barang
dan jasa (kebanyakan minyak) senilai $ 500 miliar;
Spanyol sendiri menghasilkan barang dan jasa senilai lebih dari $ 1 triliun,
Polandia Katolik $ 489 miliar dan Buddha Thailand $ 545 miliar.
(PDB Muslim sebagai persentase dari PDB dunia menurun dengan cepat).

Jadi, mengapa umat Islam begitu tidak berdaya?
Jawab: Kurangnya pendidikan!

Yang kita lakukan hanyalah berseru kepada Allah sepanjang hari dan menyalahkan semua orang atas berbagai kegagalan kita ..! 🙄

PENDIDIKAN ADALAH KUNCINYA ...
Lanjutkan ini kepada anak-anak Anda, apa pun denominasi atau ras mereka

Tentang Islam


Sabtu 25 Mei 2019, 11:50 WIB

Pustaka

Melacak Akar Ideologi dan Pendidikan Islam Transnasional di Indonesia


By: Umi Friend

https://news.detik.com/kolom/d-4564624/melacak-akar-ideologi-dan-pendidikan-islam-transnasional-di-indonesia

Melacak Akar Ideologi dan Pendidikan Islam Transnasional di Indonesia
Jakarta -
Judul Buku: Ideologi dan Lembaga Pendidikan Islam Transnasional di Indonesia: Kontestasi, Aktor, dan Jaringan; Penulis : Ali Muhtarom; Penerbit: Zahir Publishing, Januari 2019; Tebal: 365 halaman
Banyak hal yang dapat disoroti dari penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak 2019, terutama pemilihan presiden dan wakil presiden. Salah satunya isu terkait salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang santer disebut pro dengan berdirinya khilafah.

Gaung khilafah untuk berdiri di negeri ini sejatinya hal baru. Produk negara Islam sendiri memang bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari sebuah ideologi Islam tertentu. Begitu pula dengan serangkaian aksi terorisme yang terjadi di Indonesia, gerakan-gerakan radikal ini beberapa terjadi mengatasnamakan Islam. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ideologi Islam transnasional yang sangat pesat di Indonesia.

Perkembangan ideologi Islam transnasional menjadi topik hangat yang dibicarakan di berbagai belahan dunia pada awal abad ke-21 ini. Secara geopolitik dan geostrategik, penyebaran ideologi Islam transnasional tidak bisa dipisahkan dari kontestasi Arab Saudi dan Iran. Revolusi Iran pada 1979 dalam menjatuhkan kekuasaan monarki Syah Reza Pahlevi dan berbagai kejadian penting lain seperti Perang Teluk 1991, Invasi Irak pada 2003, dan bergulirnya The Arab Spring pada 2011 semakin membuat Arab Saudi kehilangan kepercayaan diri dalam merebut pengaruh keislaman di dunia. Dominasi Iran menyudutkan posisi Arab Saudi.

Untuk menghadang laju pengaruh Iran, Arab Saudi menciptakan ketakutan di dunia muslim melalui wacana yang disebut ancaman Syiah. Wacana ini diartikan sebagai sebuah ketakutan sebagian muslim terhadap ekspansi ideologi Syiah yang bukan hanya dianggap menyimpang, tetapi juga dapat mengancam stabilitas negara.

Dampak dari perseteruan antara Arab Saudi dan Iran secara tidak langsung dirasakan di Indonesia. Adanya penggiringan opini terkait isu sektarianisme Sunni dan Syiah yang tersebar masif di berbagai media dan ceramah-ceramah keagamaan tertentu, menyeret masyarakat muslim Indonesia untuk merasakan gejolak di Timur Tengah.

Sebagian masyarakat menyakini terjadinya perang di Timur Tengah akibat perseteruan ideologis antara Sunni dan Syiah. Sebagian yang lain menganggap lebih mengarah pada persaingan antara Arab Saudi dan Iran merebut pengaruh politik dan persaingan untuk mempertahankan pengaruh politik, sosial, dan penguasaan ekonomi di kawasan tersebut.

Salafi dan Syiah merupakan bentuk ideologi Islam transnasional karena keduanya melintas tanpa batas dari tempat kedua ideologi tersebut berasal ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebagai ideologi Islam transnasional, penyebaran Salafi dan Syiah bersifat ekspansif melalui struktur aktor dan institusi kelembagaan transnasional.

Kedua aspek tersebut memainkan peran penting dalam penyebaran Salafi dan Syiah yang menembus batas dan ruang tanpa mengikatkan diri pada aturan yang berlaku di dalam suatu negara tertentu (hal 3). Ideologi Salafi berorientasi pada gerakan pemurnian Islam dengan konsep salafi ahlul hadits.

Di Indonesia, gerakan Salafi yang secara enggan mengikuti tradisi, nilai-nilai, dan aturan-aturan yang berlaku menjadikan ideologi ini terkesan ekstrem, radikal, dan intoleran. Stigma ini tidak hanya berasal dari non muslim, tetapi juga berasal dari sebagian kalangan muslim sendiri. Bahkan Salafi punya peran terhadap aksi serangan terhadap World Trade Center (WTC) dan Markas Departemen Pertahanan Amerika, Pentagon yang dikenal sebagai Peristiwa 9/11.

Sedangkan ideologi Syiah secara umum menekankan pada bentuk keterhubungan dengan doktrin imamah atau kepemimpinan yang diwakili oleh para ulama sebagai orang suci yang menempati posisi sebagai perantara menuju kepada hakikat Tuhan. Gerakan ini berbeda dengan Salafi yang terkesan keras menolak tradisi, nilai-nilai, dan aturan-aturan yang berlaku di suatu negara. Ideologi ini lebih menekankan pada pendidikan filsafat dari ulama Syiah seperti Al-Farabi, Nashiruddin Thusi, dan Mulla Sadra.

Ideologi Salafi dan Syiah diekspansi melalui lembaga pendidikan. Pendidikan menjadi sarana yang efektif dalam menginternalisasikan ideologi kepada masyarakat sekaligus menjadi sarana dalam mempertahankan ideologi. Strategi ini dilakukan untuk menarik pengaruh, simpati, dan pengakuan oleh masyarakat terhadap kedua ideologi tersebut.

Di Indonesia, ada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) yang menyebarkan ideologi Salafi. Lembaga ini berfokus pada dakwah keislaman dan kajian materi yang berasal dari tokoh-tokoh Salafi Wahabi. Lembaga ini mendapatkan sokongan dana melimpah dari Arab Saudi. LIPIA diharapkan dapat menjadi model pendidikan alternatif yang dapat melegitimasi kepentingan Arab Saudi, khususnya dalam mengekspor ideologi Salafi.

Sedangkan ideologi Syiah melalui Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra yang berada di bawah Yayasan Hikmah al-Mustafa yang berdiri pada 2012 memberikan beasiswa kepada para mahasiswanya. Lembaga ini menekankan pada pengembangan pemikiran-pemikiran keislaman Syiah.

Keberadaan lembaga dan aktor menjadi penentu dalam merebut ruang publik yang berupa pengaruh ideologi yang diperankan mereka. Untuk menjelaskan bagaimana para aktor menjalankan strateginya dalam mewujudkan nilai-nilai ideologi yang diyakini serta untuk mendapatkan pengakuan dari mayoritas muslim Indonesia digunakan kerangka teori strategi reproduksi dan strategi rekonversi.

Strategi reproduksi adalah serangkaian tindakan yang didesain untuk melestarikan dan memperbaiki posisi. Dalam konteks Salafi dan Syiah, strategi reproduksi dapat berbentuk pendidikan, dakwah, dan bentuk lain seperti penerbitan buletin, majalah, dan buku-buku yang berisikan pesan penyampaian ideologi.

Dalam pendidikan, LIPIA dan STFI Sadra merupakan lembaga yang efektif karena di dalam mereproduksi atau mengkonstruksikan ideologi dilakukan dengan tatap muka secara langsung kepada para mahasiswa. Melalui tatap muka secara langsung akan terjadi interaksi yang lebih intensif.

Adapun strategi rekonversi adalah strategi yang berkaitan dengan tindakan-tindakan atau gerakan dalam mengakumulasikan dan mentransformasikan modal-modal ekonomi, sosial, dan kultural di dalam arena sosial (hal 49).

Rivalitas lembaga Islam transnasional Salafi dan Syiah di Indonesia saat ini secara sadar maupun tidak sadar telah berhasil mempengaruhi dan menarik simpati dari kalangan masyarakat muslim. Ini tercermin pada lembaga pendidikan yang semakin menjamur dengan berlabel agama.

Kenyataan dua ideologi tersebut berkembang dengan baik dan nyaman di negeri ini, menunjukkan bahwa masyarakat sangat terbuka terhadap ide-ide baru. Tetapi, daya keterbukaan ini di sisi lain diuji ketika negeri ini dijadikan medan kontestasi, jika bukan proxy war, dari ideologi transnasional. Apalagi jika dilakukan dengan membunuh budaya lokal, ini sangat miris.

Pendidikan haruslah terus menjadi media pencerdasan, perdamaian, dan pencerahan peradaban, bukan media penyebaran kebencian, pertikaian, dan perpecahan.

Demikian, walaupun buku ini merupakan hasil riset serius berupa disertasi, tetapi dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami oleh kalangan masyarakat pada umumnya. Buku ini sangat bermanfaat membuka kesadaran masyarakat untuk berpikir dan bersikap kritis melihat fenomena tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan berlabel keagamaan saat ini, yang terkadang model dan gerakannya bertabrakan dengan fitrah kenusantaraan.

Jumat, 15 Maret 2019

KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA KRISTEN (?)


Jumat 15 Maret 2019, 13:56 WIB

Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru Posting Manifesto Anti-Islam

Rita Uli Hutapea - detikNews
https://news.detik.com/internasional/d-4468732/pelaku-penembakan-masjid-selandia-baru-posting-manifesto-anti-islam
Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru Posting Manifesto Anti-Islam Foto: Reuters
Christchurch - Seorang pelaku penembakan brutal di masjid di Christchurch, Selandia Baru diidentifikasi sebagai warga negara Australia. Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menyebut dia sebagai "teroris keji, ekstremis sayap kanan".

Pria yang melakukan aksi penembakan brutal di Masjid Al Noor tersebut telah memposting online sebuah manifesto setebal 87 halaman, yang isinya menyebutkan alasannya untuk melakukan penembakan itu. Manifesto tersebut berisi pandangan anti-imigran, anti-muslim dan penjelasan mengapa serangan itu dilakukan.

Pria yang di Twitter menyebut dirinya sebagai 'Brenton Tarrant' itu, bahkan menyiarkan secara langsung di Facebook, aksi penembakan yang dilakukannya dan mengarahkan kamera ke arah dirinya sebelum melepaskan tembakan. Facebook kemudian telah menghapus siaran langsung tersebut.



Seperti dilansir News.com.au, Jumat (15/3/2019), dalam manifesto yang ditulisnya, pria berumur 28 tahun itu menyebut dirinya sebagai "pria kulit putih biasa". Dia juga menuliskan bahwa dia dilahirkan dari sebuah keluarga kelas pekerja, berpenghasilan rendah ... yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya".

Dia menyebutkan bahwa dirinya melakukan penembakan itu untuk "secara langsung mengurangi tingkat imigrasi di tanah-tanah Eropa".


Seorang saksi mata yang diwawancara TVNZ mengatakan seorang pria memasuki Masjid Al Noor dengan menenteng pistol pada pukul 13.45 waktu setempat.

"Saya mendengar suara letusan senjata api. Lalu, ketika suara itu terdengar kembali, saya pun lari. Banyak jemaah sedang duduk di lantai masjid. Saya berlari ke bagian belakang masjid," kata dia.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan ini adalah kejadian 'luar biasa, tak pernah terjadi sebelumnya, dan salah satu hari terkelam' negara tersebut. Dia juga mengatakan 'seorang tersangka telah ditahan aparat', tapi mungkin ada lainnya yang terlibat.

TGB Sebut Serangan di New Zealand Bukti Teroris Tak Kenal Agama

 https://news.detik.com/berita/d-4471949/tgb-sebut-serangan-di-new-zealand-bukti-teroris-tak-kenal-agama
Harianto - detikNews
TGB Sebut Serangan di New Zealand Bukti Teroris Tak Kenal Agama TGH Muhammad Zainul Majdi (TGB) (Foto: Dok. Istimewa)
Mataram - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), TGH Muhammad Zainul Majdi (TGB), mengutuk aksi terorisme di dua masjid di Kota Christchurch Selandia Baru (New Zealand). Dia mengatakan penyerangan tersebut jadi bukti terorisme tak kenal agama.

"Kita semua mengutuk keras peristiwa yang sangat biadab ini. Peristiwa yang sekali lagi membuktikan bahwa kebencian dan ekstremisme pasti akan menghancurkan. Terorisme tidak mengenal agama dan ras. Mari kokohkan terus persaudaraan di antara kita," ungkap TGB lewat ketarangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (18/3/2019).


TGB mengatakan PBNW mengapresiasi langkah positif pemerintah Selandia Baru yang mengutuk dan memproses hukum pelaku pembantaian itu. PBNW juga mengapresiasi masyarakat dunia yang turut mengecam aksi brutal pelaku penyerangan.

"PBNW mengapresiasi dengan baik dan positif tindakan cepat yang dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru, baik dalam mengutuk maupun menindak pelaku teror tersebut, serta berbagai pembelaan masyarakat dunia terhadap orang-orang tidak berdosa yang menjadi korban," ucapnya.

PBNW juga mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menindaklanjuti aksi terorisme di Kota Christchurch dengan segala upaya seperti meminta masyarakat tidak menyebar video kekerasan tersebut dan meningkatkan pengamanan di beberapa daerah.


"PBNW mendukung sepenuhnya reaksi cepat Pemerintah Republik Indonesia di bawah pemerintahan Bapak Joko Widodo yang mengutuk serangan teroris itu dan berbagai tindakan lanjutan yang diperlukan," kata mantan Gubernur NTB dua periode ini.

TGH Hasanain JuainiTGH Hasanain Juaini (Foto: Dok. Istimewa)

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBNW, TGH Hasanain Juaini, mengimbau umat Islam tetap tenang dan menghindari tindakan yang memperburuk keadaan. "Umat Islam tetap tenang menghadapi cobaan dan musibah ini dan menghindari tindakan-tindakan yang semakin memperuncing keadaan," imbau Hasanain.

Dia minta agar umat Islam terus dan tiada henti meningkatkan upaya mendakwahkan Islam sebagai ideologi rahmatan lil-alamin, bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan hidup bersama yang aman damai dan harmonis. Dia juga meminta umat Islam, khususnya pengurus NW untuk melaksanakan salat gaib, Qunut Nazilah serta berhizib, memanjatkan doa keselamatan untuk para korban.


"Kepada seluruh umat Islam, dan khususnya Pengurus Nahdlatul Wathan pada seluruh tingkatan beserta seluruh underbow-nya dan para jamaah untuk melaksanakan Shalat Ghaib, Qunut Nazilah serta berhizib, memanjatkan doa keselamatan untuk para korban, seluruh keluarganya beserta Umat Islam di mana saja berada," tuturnya.

Seperti diketahui insiden teror terjadi di Masjid Al Noor, di pusat Kota Christchurch, dan Masjid Linwood. Laporan menyebutkan korban meninggal mencapai 50 orang. Korban tewas ditembak saat menanti waktu salat Jumat (15/3) lalu.

Pelakunya seorang pria bersenjata bernama Brenton Tarrant (28) menyiarkan secara langsung aksi penembakan itu melalui Facebook.
(jbr/jbr)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ideologi Kebencian

 https://news.detik.com/kolom/d-4472634/ideologi-kebencian
 
Muhamad Mustaqim - detikNews
Ideologi Kebencian Foto: Reuters
Jakarta - Aksi penembakan terhadap jamaah dua masjid di Selandia Baru sungguh menyentak rasa kemanusiaan. Betapa tidak, aksi yang menghilangkan nyawa 49 orang ini dilakukan di dalam tempat ibadah yang suci, dengan menyiarkan secara streaming ke dalam media sosial. Aksi brutal tersebut dianggap sebagai aksi kekerasan terbesar di Selandia Baru, negeri yang selama ini dikenal paling damai dan termasuk 8 besar negara dengan indeks bahagia tertinggi.

Ada dua hal yang bisa kita pahami dari aksi penembakan ini. Pertama, bahwa aksi kekerasan bukanlah persoalan agama. Selama ini, narasi arus utama seringkali menempatkan Islam sebagai penyandang aksi terorisme. Terorisme seakan lahir dari agama. Referensi yang diacu: Peristiwa 11 September di Amerika, Bom Bali, aksi terorisme di Eropa, atau yang paling jelas aksi ISIS di Timur Tengah. Aksi di Christchurch setidaknya menguatkan fakta bahwa tidak semua tindakan terorisme dilakukan oleh muslim. Seorang Kristen berkebangsaan Australia terbukti telah menjadi teroris sadis yang merenggut puluhan nyawa manusia secara biadab.

Kadua, aksi kekerasan sebenarnya lahir dari kebencian. Beberapa fakta seputar pelaku penembakan, Brenton Tarrant menyebutkan bahwa pria 28 tahun ini merasa khawatir akan adanya imigran muslim. Imigran muslim dianggap mengancam eksistensi pribumi, khususnya kulit putih. Kebencian terhadap kelompok tertentu, pada derajat yang paling ekstrem adalah aksi yang sangat tidak manusiawi. Pada tataran yang lebih luas, kebencian ini akan menggumpal menjadi sebuah tata nilai, yang bisa kita sebut dengan ideologi kebencian.

Ideologi kebencian adalah seperangkat keyakinan yang menempatkan kelompok-kelompok tertentu sebagai pihak yang dipersalahkan. Dasar dari kecenderungan ini adalah perbedaan pandangan dan persepsi nilai orang lain yang dianggap tidak sesuai dengan dirinya dan kelompoknya. Ditambah dengan berbagai stigma, stereotip, hoaks terhadap entitas kelompok lain yang secara perlahan akan padu ke dalam rasa kebencian. Sejarah telah mencatat bahwa berbagai aksi keji kekerasan, dari membunuh sampai genosida, senantiasa diawali dengan rasa kebencian terhadap entitas liyan. Lihat saja bagaimana Hitler membantai komunitas Yahudi yang dianggap "berbeda" dengan ras dan komunitas dirinya.

Saat ini kita dihadapkan pada kontestasi politik yang mengarahkan pada polarisasi dua kutub, 01 dan 02, yang oleh para netizen diformulakan ke dalam terminologi "cebong" dan "kampret". Saya rasa kedua komunitas tersebut pun sudah dirasuki virus kebencian satu sama lain. Hal ini bisa kita lihat dari masing-masing kutub yang akan mencari pembenar terhadap komunitasnya, sebaliknya melakukan delegitimasi, menganggap salah pada lawannya. Durasi kampanye yang sangat lama ini kiranya berpotensi akan menggumpalkan rasa kebencian.

Rasa kebencian adalah racun yang akan mampu menggerogoti daya imun akan kebenaran. Ia semacam candu yang terus menghadirkan rasa "benar sendiri" sembari mengutuk dan mencaci lawan. Sederhananya, kebencian menyebabkan kita subjektif dan fanatik. Dalam agama kita diingatkan, "Janganlah kebencianmu terhadap satu kaum menjadikan dirimu berlaku tidak adil." (Q.S 5: 8).

Kita harus bersikap adil, semenjak dari pikiran kita. Jangan biarkan kebencian menjadi ideologi yang akan menggerakkan kita berlaku tidak adil, bahkan sampai melakukan tindakan terlarang, seperti menebar fitnah, hoaks sampai pada kekerasan. Kontestasi politik ini sungguh telah menguji sikap adil kita. Beberapa banyak orang yang akhirnya "kalah" rasa adilnya, mendukung pasangan tertentu, dengan menghilangkan logika dan akal sehatnya. Berapa banyak orang yang pada akhirnya menggunakan cara-cara tidak proporsional, dengan menebar kebencian, hoaks, fitnah hanya demi kepentingan politiknya.

Peristiwa Christchurch cukup menjadi pelajaran bersama, bagaimana kebencian mampu mengikis rasa kemanusiaan kita. Dan kontestasi politik 2019 telah mengaduk-aduk kebencian dan keadilan kita, tinggal lihat mana yang akan memenangkan, keadilan atau kebencian kita. Kita berharap kontestasi demokrasi kali ini tidak lebih adalah pesta lima tahunan yang seharusnya kita sikapi dengan gembira dan suka cita. Jika pun kita hanyut dalam arus kontestasi politik ini, setidaknya itu tidak akan mengikis rasa keadilan dan nurani sehat kita. Dan ketika pesta ini selesai, maka kita akan kembali menjadi "manusia" seperti sedia kala.

Muhamad Mustaqim dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Sabtu, 26 Januari 2019

'The Power of Emak-emak' Pelindung Toleransi Kampung Tengah Jakarta


Sabtu 26 Januari 2019, 15:06 WIB

'The Power of Emak-emak' Pelindung Toleransi Kampung Tengah Jakarta

https://news.detik.com/berita/d-4401569/the-power-of-emak-emak-pelindung-toleransi-kampung-tengah-jakarta
 
 
Adhi Indra Prasetya - detikNews
The Power of Emak-emak Pelindung Toleransi Kampung Tengah Jakarta Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur (Adhi Indra Prasetya/detikcom)
Jakarta - Kerukunan tersimpan aman di gang senggol kawasan padat permukiman ini. Kekuatan emak-emak telah melindungi harmoni hidup bersama lintas agama.

Kerukunan itu ada di Kampung Tengah, Kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur. Masuk ke Gang Eka Dharma, ada Musala Al Mukhlasiin dan Gereja Kristen Pasundan Kampung Tengah. Letak kedua tempat ibadah itu berdekatan.

Umat Islam tentu beribadah di musala, dan Umat Protestan di gereja. Namun di luar ritual, warga muslim sering masuk ke gereja, yang kristiani juga tak jarang beraktivitas di atas lantai musala. Di tempat ini, warga muslim dan kristiani berinteraksi secara luwes.

"Keakrabannya menurut saya beda dari yang biasanya. Saya tidak membayangkan akan seguyub ini," kata Pendeta Magyolin Carolina Tuasuun (42). Dia sedang bicara mengenai kesan saat pertama kali merasakan atmosfer kerukunan Kampung Tengah, tujuh tahun lalu. Sebagai orang baru, dia baru pertama kali menjumpai kerukunan orang kota semacam ini.



Saat berbincang dengan detikcom di kediamanya, di RT 001/RW008, Pendeta Magyolin memberikan kesaksian betapa warga di Kampung Tengah punya toleransi yang tinggi terhadap umat yang berbeda agama. Padahal sebelumnya, dia sempat khawatir bertugas di gereja yang terletak di tengah permukiman warga. Kekhawatiran itu sirna.

Dia ingat betul saat pertama menapaki Gang Eka Dharma tahun 2012, ada seorang ibu memandunya berkenalan dengan kampung ini. "Belakangan saya tahu beliau ustazah," katanya.

'The Power of Emak-emak' Pelindung Toleransi Kampung Tengah JakartaPendeta Magyolin dan suaminya, Elang Darmawan. (Adhi Indra Prasetya/detikcom)

Ibu itu juga menyampaikan ke Magyolin bahwa dia dan rombongannya akan latihan paduan suara di aula gereja. Saat itu ibu-ibu Kampung Tengah beserta jemaat gereja sedang bersiap mengikuti lomba tingkat Jakarta Timur. Aktivitas warga lintas agama di gereja adalah hal lumrah di sini, mulai dari latihan paduan suara hingga pemeriksaan kesehatan, dari penyuluhan kesehatan remaja hingga penyuluhan untuk ibu-ibu muda tentang gizi anak.



"Yang menarik, sempat ada wacana tentang penggunaan aula gereja untuk resepsi pernikahan (muslim). Jadi setelah ada ijab kabul di masjid besar kemudian naik saja deh resepsinya di aula gereja. Wah baru muncul niat saja kami udah seneng!" kata Magyolin, bersemangat menyambut ide itu.

Kehangatan lintas agama juga terwujud saat perayaan ulang tahun salah satu anak warga Kampung Tengah. Semula dia anggap hanya putra kecilnya saja yang perlu ikut perayaan ulang tahun anak-anak. Di rumah si anak yang ulang tahun, sudah ada Pak Ustaz dan Ibu Ketua RT yang menununggu Magyolin. Ternyata, kehadirannya selaku Pendeta Gereja Kristen Pasundan juga ditunggu.

Gara-gara eratnya hubungan kemasyarakatan di sini, Magyolin rela mengubah tradisi keluarganya. Sebelum bertugas di gereja ini, dia selalu mudik ke Purwakarta tiap kali lebaran hari pertama tiba. Namun sejak dia bertugas di GKP Kampung Tengah, dia baru pulang ke keluarga muslimnya di Purwakarta pada hari lebaran ke-2. "Karena tradisi lebaran hari pertama di sini, warga keliling dari rumah ke rumah," kata Magyolin.

Ada sosok yang selalu disebut-sebut Magyolin saat berbicara soal toleransi dan kerukunan di Kampung Tengah ini. Sosok itu adalah emak-emak yang tinggal tak jauh dari kediamannya, yakni Ibu Ketua RT 001 RW 008, namanya adalah Neng Herti (49).



"Bu RT! Aku udah pulang," kata bocah berseragam sekolah yang melintasi sebuah rumah. Di dalam rumah itu ada seorang ibu berkerudung. Tak salah lagi, ibu berkerudung itu adalah Neng Herti yang disebut-sebut punya peran besar menjaga kerukunan di Kampung Tengah.

'The Power of Emak-emak' Pelindung Toleransi Kampung Tengah JakartaNeng Herti, berkerudung hijau, di acara Sabtu Ceria, Kampung Tengah. (Dok Pribadi)

"Saya sudah 16 tahun jadi Ketua RT di sini. Waktu pemilihan jadi calon tunggal terus, nggak ada yang mau menggantikan," ujar Neng.

Saya mulai berbincang dengan Neng di rumahnya. Saat bertutur mengenai suasana toleran di Kampung Tengah, Neng menyatakan itu bukan karena jasa dirinya.

"Kebersamaan, toleransi, sudah terjalin sejak dulu. Memang orang tua kita lah yg mencetuskannya. Kami hanya meneruskan sebagai warisan," kata Neng yang menjadi warga Kampung Tengah sejak 1989, setelah menikah dengan suami asli kampung ini.

Periode kepemimpinan yang lama membuat emak tiga anak ini makin terampil menjaga kerukunan antarumat beragama di RT ini, RT yang punya gereja dan musala berdekatan. Perbandingan jumlah pemeluk Islam dan Kristen dikatakannya imbang. Gereja Kristen Pasundan di sini sudah dibangun di akhir tahun '60-an dan musala dibangun sekitar dekade '90-an. Beda agama tak jadi soal bagi hubungan kemasyarakatan warga kampung.

Mereka sering mengadakan acara bersama-sama, mulai dari perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus seperti kampung lainnya, hingga merayakan bersama hari lebaran serta natal dan tahun baru. Bila lebaran, warga kristiani mengunjungi warga muslim. Namun bila natal, warga muslim mengunjungi warga kristiani. Bila tahun baru tiba, warga saling mengunjungi hingga dini hari.

"Kami pun jam 2 sampai jam 3 pagi masih di luar itu tahun baruan, keliling ke rumah Ibu Pendeta juga, ke sebelahnya, ke rumah-rumah yang non muslim, sama-sama," katanya.

'The Power of Emak-emak' Pelindung Toleransi Kampung Tengah JakartaEmak-emak di Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur (Dok Pribadi)

Emak-emak serta anaknya sering bepergian bersama ke tempat-tempat yang mudah dijangkau di Jakarta ini untuk merayakan ulang tahun anak warga. Rantang berisi aneka masakan dibawa menuju tempat piknik. Kegiatan bersama seperti itu turut memelihara kerukunan antarumat beragama.

"Makanya kami berharap jangan sampai ada orang luar yang memprovokasi kerukunan kita. Jangan sampai hal itu terjadi. Di sini sudah cukup tenang," kata Neng.

Simak terus berita-berita di detikcom tentang toleransi antarumat beragama di seputar Jakarta.
(dnu/fjp)




Senin 21 Januari 2019, 17:49 WIB

Cerita di Balik Suster Katolik dan Grup Kasidah Nyanyi 'Jilbab Putih'

 
 https://news.detik.com/berita/d-4394055/cerita-di-balik-suster-katolik-dan-grup-kasidah-nyanyi-jilbab-putih
 
Danu Damarjati - detikNews
Cerita di Balik Suster Katolik dan Grup Kasidah Nyanyi Jilbab Putih Kebersamaan suster Katolik dan Grup Kasidah Islam. (Foto: dok. Komisi KOMSOS KWI)
Jakarta - Kemesraan lintas agama ditunjukkan lewat penampilan sepanggung para suster Katolik dan grup musik kasidah yang islami. Sebuah video viral menunjukkan kebersamaan mereka saat menyanyikan lagu 'Jilbab Putih'.

"Jilbab, jilbab putih, lambang kesucian...," begitulah para suster dan penyanyi kasidah bernyanyi, sebagaimana yang tampak dalam video unggahan Komisi KOMSOS KWI pada 16 Januari 2019, di YouTube. Di Twitter, unggahan video ini sudah di-retweet lebih dari 15 ribu kali dan disukai 13 ribu akun.

Tampak di video itu, ibu-ibu berjilbab biru tua bernyanyi lagu kasidah Nida Ria yang terkenal mulai tahun 1990 itu. Banyak dari mereka memainkan rebana. Satu suster ikut bernyanyi, dan sebagian berjoget dengan semangat. Video itu dilihat 9.665 kali, disukai 494 orang dan tidak disukai 5 orang saja.



Di bawah video tertulis keterangan, "Suster Yunita, CB, berkolaborasi dengan Grup Kasidah Miftahul Jannah, yang hadir meramaikan perayaan HUT Lustrum ke-9 Civita Youth Camp, Ciputat, Selasa (15/1/2019). Selain menghibur, nyanyian para wanita berkerudung ini memecah dinding perbedaan di tengah maraknya intoleransi karena beda pendapat."

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Ignatius Suharyo menceritakan kegiatan itu terjadi di Rumah Pembinaan Civita, Jl Cimandiri Nomor 50, Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan. Kegiatan itu dinilainya telah mencerminkan nama Civita yang merupakan gabungan dua kata, 'ci' dalam bahasa Sunda bermakna 'air' atau 'sungai' dan 'vita' dari bahasa Latin berarti 'hidup'. Beginilah seharusnya air kehidupan yang sejati diperoleh, yakni dengan cara kebersamaan.

"Waktu itu saya hadir di sana dalam rangka Lustrum ke-9 Civita," kata Romo Ignatius saat dihubungi, Senin (21/1/2019).



Para suster itu adalah pembina di Civita, sedangkan grup kasidah Miftahul Jannah dikatakannya merupakan kelompok musik dari ibu-ibu sekitar Kantor Civita. Lagu yang mereka bawakan bersama para suster adalah 'Jilbab Putih'.

"Suster itu (berjilbab putih) adalah salah satu pendamping pembinaan di situ. Sedangkan ibu-ibu yang berjilbab adalah tetangga yang tinggal di dekat rumah pembinaan. Mereka bersahabat sejak lama," kata Ignatius.

Ternyata ibu-ibu muslim dan para suster Katolik itu bersahabat. Penampilan seperti itu menjadi wujud persahabatan mereka. Kegiatan ini sesuai semboyan Republik Indonesia.



"Nyanyian itu mau mengungkapkan rasa persahabatan, saling hormat tanpa membeda-bedakan. Sebentuk usaha untuk mengatakan kepada semua bahwa bangsa Indonesia adalah berciri Bhinneka Tunggal Ika dan undangan untuk membangun persaudaraan dan persahabatan yang tulus di antara sesama warga bangsa," kata Ignatius.

Civita adalah tempat pembinaan karakter kaum muda Katolik. Civita berada di bawah tanggung jawab Keuskupan Agung Jakarta.
(dnu/imk)