Pendeta Dr. Ezra Soru dalam suatu ksempatan bahwa dalam suatu debat Kristen dengan Islama, ada orang yang berakata: "Coba jelaskan Allah Tritunggal. kepada saya, Kalau saya mengerti saya akan masuk Kristen.
Menurut pendeta Dr. Ezra Soru, Allah melampaui akal manusia. Allah yang sungguh sungguh itu Allah yang sulit dipahami karena melampaui akal.
Kalau Allah bisa dipahami, itu berarti Allah sudah berada dalam genggaman manusia, Otak manusia lebih besar dari Allah.
Filsuf Inggris, John Lock mengatakan , pengetahahuan manusia ada 3, yalmi
Rasional
Kontra rasional
Suprarasional
NB: Apakah pandangan Pa Pendeta Soru tentang Lock ini ini benar? Saya agak ragu
Catatan, berdasrkan penelusuran saya di Internet.
Apa saja tiga tingkat pengetahuan menurut Locke?
Locke menjabarkan pengetahuan intuitif, demonstratif, dan sensitif sebagai “tiga tingkatan pengetahuan” (4.2.14).
Finally, knowledge of real existence is knowledge that an object exists (4.1.7 and 4.11.1). Knowledge of existence includes knowledge of the existence of the self, of God, and of material objects.
Locke also divides knowledge by how we know things (4.2.14):
intuitive knowledge
demonstrative knowledge
sensitive knowledge
Intuitive knowledge comes from an immediate a priori perception of a necessary connection (4.2.1). Demonstrative knowledge is based on a demonstration, which is the perception of an a priori connection that is perceived by going through multiple steps (4.2.2). For example, the intuitions that “A is B” and “B is C” can be combined into a demonstration to prove that “A is C.” Finally, the sensation of objects provides “sensitive” knowledge (or knowledge from sensation) that those objects exist and have certain properties (4.2.14).
Pengetahuan intuitif berasal dari persepsi
apriori langsung tentang hubungan yang diperlukan (4.2.1). Pengetahuan
demonstratif didasarkan pada demonstrasi, yaitu persepsi hubungan apriori yang
dirasakan melalui beberapa langkah (4.2.2). Misalnya, intuisi bahwa “A adalah
B” dan “B adalah C” dapat digabungkan menjadi sebuah demonstrasi untuk
membuktikan bahwa “A adalah C.” Terakhir, sensasi terhadap objek memberikan
pengetahuan “sensitif” (atau pengetahuan dari sensasi) bahwa objek tersebut ada
dan memiliki sifat tertentu (4.2.14).
Dalam link ini Pendeta Dr. Ezra Soru mengisahkan pengalamannya saat debat Islam vs Kristen. Berikut penuturannya
Jesus, anak Allah, justru dengan itu ia membuktikan bahwa Ia bukan Allah.
Saya pernah debat dengan seorang mualaf. Dia katakan begini. "Dalam Alkitab dikatakan bahwa , Yesus adalah Anak Allah. Betul?
Catatan saya (FJ), Dalam Alkitab, ada beberapa teks KS yang mengungkapkan kebangkitan Yesus, yakni:
“Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi” adalah ayat Alkitab dari Kisah Para Rasul 2:32.
Beberapa ayat Alkitab lainnya yang berkaitan dengan kebangkitan Yesus adalah:
Kisah Para Rasul 3:15: “Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi”.
Note (FJ), di sini, tampak bahwa Yesus pasif (diangkitkan), Allah yang aktif (membangkitkan).
Tetapi ada juga teks lain yang menunjukan bahwa Yesus juga aktif, seperti 1 Tes 4: 13 - 14.
Kedatangan Tuhan
4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahuir tentang mereka yang meninggal1,s supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.t4:142Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit,u maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesusv akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
Kalau begitu sekarang saya tanya kepada anda,
Anak Presiden, presiden atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Anak Gubernur, gubernur n atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Anak Wali kota, walikota atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Anak Bupati, Bupati atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Anak Camat, Camat atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Anak Lurah , Lurah atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!"
Kalau ikut cara pikir logis (logika) di atas,
Anak Allah, Allah atau bukan? Mereka menjawab : " Bukan!". Allahu akbar, Allahu akbar......
Ini menurut Islam, Yesus itu Anak Allah. Karena Ia adalah Anak Allah maka Ia bukan Allah.
Catatan saya (FJ),
Dalam penalaran di atas, mualaf itu menggunakan Logika Induktif. Dalam penalaran Induktif, ada 2 ciri yakni,
Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tetapi tak pasti benar.
Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.
cara bernalar di atas tidak seratus persen benar, karena dalam beberapa kasus misalnya,
Ada yang tidak sesuai dengan cara nalar alamiah itu, misalnya, dalam soal Presiden dan anak presiden.
Dalam sejarah dunia, ada kenyataan bahwa ada anak presiden yang sekaligus Presiden, misalnya,
Megawati, dia anak presiden (yakni Soekarno, presiden pertama RI) sekaligus dia juga pernah menjadi presiden RI . Contoh lain, Ferdinan Marcos Jr (Bongbong Marcos) adalah anak presiden Marcos, sekaligus dia Presiden Philipina.
Selain Anak Presiden, juga, Anak Wali kota.
Dalam sejarah Dunia, terlebih Sejarah Indonesia,
Anak Wali kota, sekaligus menjadi wali kota, yakni Gibran Raka Buming, Gibran itu anak wali kota Solo, yakni Joko Widodo, kemudian dia menjadi wali kota Solo.
Lalu tiba giliran saya. Saya maju, lalu mengajukan pertanyaan:
Anak monyet, monyet atau bukan? Mereka diam. Ketika mereka diam, saya katakan, jawab!.
Anak macan, macan atau bukan?
Anak setan, setan atau bukan?
Saya tanya kalian ini,
Kamu anak manusia atau manusia? Mereka menjawab, anak manusia, tetapi manusia juga bukan?
Kalau kita adalah anak manusia sekaligus manusia,
Maka logis kalau Yesus itu Anak Allah sekaligus Allah.
Yesus anak Allah, tetapi beberapa orang berkeberatan dengan mengatakan bahwa justru karena itu membuktikan bahwa Yesus itu bukan Allah.
Lebih lanjut, pendeta Erza mengatakab bahwa kebangkitan Yesus merupakan karya Allah Tritungal, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
"Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" adalah perkataan Yesus yang tercantum dalam Alkitab, Yohanes 2:19. Perkataan ini dimaksudkan sebagai lambang bahwa Yesus akan dihukum mati di kayu salib dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
Yesus tidak menyebabkan keruntuhan Bait Allah, melainkan para penuduh-Nya.
Bait Allah yang dimaksudkan Yesus adalah tubuh-Nya sendiri.
Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, murid-murid-Nya teringat bahwa Yesus telah mengatakan hal tersebut dan percaya akan Kitab Suci.
Bait Allah adalah rumah tempat Allah tinggal di tengah-tengah bangsa Israel. Bait Allah menjadi tempat segala kultus dan praktek keagamaan disentralisasikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar