Misteri kematian
1. Kecelakaan Pesawat Air Asia: 155 org meninggal; 1 keluarga, 7 oang meninggal. Bagaimana perasaan orang yang hidup?; sekitar 3 org dari Manggarai - Ruteng n Reo - china - ikut dalam pesawat itu.
2. Longsor banjar negara: mampir 100 org meninggal
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/12/30/210832/2790565/10/sang-ibu-dan-6-saudaranya-termasuk-penumpang-qz8501-nino-ikhlas
Nino (61), pria asal Jakarta Utara yang tujuh anggota keluarganya merupakan penumpang AirAsia QZ8501, ikhlas menerima apapun yang terjadi. Jika ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, ia berharap jenazah keluarganya ditemukan dalam keadaan lengkap.
"Mau tidak mau fakta ini kita terima, cuma saya masih berharap, jenazahnya ditemukan lengkap 7 orang itu. Kita semua siap-siap menghadapi apa yang terjadi hari ini," kata Nino di depan ruang Posko Crisis Center, di Bandara Juanda, Surabaya, Selasa (30/12/2014) malam.
Keluarga Nino yang menjadi penumpang AirAsia QZ8501 salah satunya Jo-Indri (82) yang merupakan ibunda Nino. Sementara 6 lainnya yaitu adik Nino bernama Meji, suami Meji, dan 4 anggota keluarga lainnya.
Nino saat ini tinggal di kawasan Ancol, Jakarta Utara yang langsung terbang ke Surabaya saat mendengar AirAsia yang dinaiki kerabatnya hilang. Keluarga Nino memang semuanya tinggal di Surabaya.
"Kami minta AirAsia harus membantu bertanggung jawab untuk persoalan ini sampai tuntas. Kami belum memikirkan soal asuransi, itu diserahkan kepada AirAsia. Kita fokus pada pencarian jenazah dulu," tutur Nino.
"Saya menunggu saja di Juanda, di Posko ini, sambil terus berdoa. Apapun yang terjadi kita hadapi," lanjut Nino yang terlihat berusaha untuk tegar.
Akhiri hari anda dengan menyimak beragam informasi penting dan menarik sepanjang hari ini, di "Reportase Malam" pukul 01.30 WIB, hanya di Trans TV
Tragedi QZ8501, Kembali Pariwisata Malaysia Terpukul
Rabu, 31 Desember 2014 | 11:34 WIB
Sumber: http://travel.kompas.com/read/2014/12/31/113400427/Tragedi.QZ8501.Kembali.Pariwisata.Malaysia.Terpukul?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=news
Sebelumnya, maskapai nasional Malaysia, Malaysia Airlines mengalami dua kecelakaan di tahun 2014 dengan selang hanya beberapa bulan. Pada 8 Maret 2014, pesawat MH370 hilang saat melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing. Pesawat tersebut membawa 239 penumpang dan kru. Hingga kini, pesawat tersebut masih hilang.
Sementara tragedi kedua di 17 Juli 2014, pesawat MH17 jatuh setelah ditembak rudal saat melintas negara Ukraina. Sebanyak 298 orang di dalam pesawat meninggal dalam tragedi tersebut.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
AirAsia Ditemukan
Rahmat, Saksi Kunci Pencarian Pesawat yang Mendengar Dentuman QZ8501
Sumber: http://news.detik.com/read/2014/12/31/160339/2791230/10/rahmat-saksi-kunci-pencarian-pesawat-yang-mendengar-dentuman-qz8501?n991101605
Awan kelabu tebal bersambung saat itu diiringi oleh hujan tiada henti sejak pagi setelah subuh. Tapi bagi Rahmat, itu bukan halangan untuk tetap melaut.
"Waktu itu sekitar pukul 07.00 WIB saya dengar dentuman keras. Tidak lama dari itu langsung ada kabut, kabut yang biasanya cuma ada di musim teduh (kemarau)," tutur Rahmat mengawali cerita di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).
Sontak dia pun kaget. Simpulan pertama yang dia lontarkan adalah, "Ada pesawat jatuh ya?" kata dia.
Tapi dua kawan dia sesama nelayan tak percaya akan simpulan itu. Mereka tak berpikir sejauh itu dan memilih menunggu hujan reda, ombak turun, dan kembali melaut.
"Padahal sebelum suara dentuman, kawan-kawan saya lihat ada pesawat dari atas Pulau Senggaro ke arah laut. Katanya agak menurun, tapi habis itu hilang," ujar bapak tiga anak itu.
Hujan tak kunjung reda, hanya berkurang, dan Rahmat pun kembali mencari ikan. Tapi ombak setinggi dua meter kala itu tak menghantarkan ikan untuk Rahmat.Tak ada tangkapan hari itu.
"Besok harinya (Senin) saya pulang. Pas lihat berita ada pesawat hilang, saya langsung ke rumah Pak Lurah dan langsung lapor," kata warga Desa Kubu tersebut.
Rahmat adalah saksi kunci upaya pencarian pesawat berpenumpang 155 tersebut. Lewat petunjuknya, tim Basarnas dan gabungan kemudian menyisir area di sektor V, hingga akhirnya ditemukanlah serpihan dan jenazah.
News / Nasional
Chiara Sempat Tunggu Keluarga di Bandara Changi Seorang Diri
Kamis, 1 Januari 2015 | 16:25 WIB
Sekarang Chiara menjadi yatim piatu. Kedua orang tuanya, Hermanto Tanus (40), Liangsih Indahju (38) ikut menjadi korban pesawat tujuan Singapura tersebut. Begitu pula dua saudaranya, Geovani Nico (17), dan Geovani Justin (9).
Kakak Hermanto Tanus, Linda Patricia Tanus menyebutkan tujuan Hermanto dan keluarganya ke Singapura untuk menjenguk Chiara dan menikmati liburan Natal. Rencananya keluarga ini akan kembali ke Indonesia pada Jumat (2/1/2015) nanti.
Chiara sendiri sekolah di Methodist Girls School (MGS). Sebelum berangkat ke Singapura, Hermanto sudah menghubungi Chiara.
“Chiara menunggu di Bandara Changi sejak Minggu pagi,” kata Linda kepada Surya Online, Senin (31/12/2014).
Selama berada di Bandara Changi, Chiara tidak mendapat informasi apapun. Chiara tetap berada di bandara setelah jadwal landing pesawat AirAsia QZ8501 berlalu.
Dia tidak mendengar informasi apapun, termasuk pesawat AirAsia yang putus komunikasi di atas perairan Pangkalan Bun. Setelah beberapa lama menunggu, Chiara kembali ke asramanya.
Chiara tetap tidak mengetahui bila keluarganya gagal sampai Singapura. Dia baru mengetahui setelah diberitahu keluarga lain bahwa orang tuanya tidak bisa ke Singapura.
“
“Kami tidak memberitahu soal insiden pesawat itu. Dia mengetahui sendiri dari internet dan televisi,” ucap Linda.
Linda menyebutkan, setelah pesawat AirAsia putus komunikasi, keluarga mendekati Presiden Direktur AirAsia, Sunu Widiatmoko. Keluarga mengungkapkan bahwa ada satu anak Hermanto yang masih berada di Singapura.
“Saya katakan, bila AirAsia peduli pada keluarga korban, tolong bawa Chiara pulang. Akhirnya Chiara bisa pulang,” ujar Linda. (Zainuddin/SURYA)
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
Editor | : Bayu Galih |
Sumber | : Surya Online |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar